Radar Kaltim – Warga di Gang Komando Jalan Pendidikan, Sangatta Utara geger akibat penemuan jasad bayi, Senin (2/6/2025) malam. Bayi malang itu ditemukan di dalam sebuah tas belanja.
Awalnya masyarakat setempat mencium bau busuk di kawasan permukiman. Dugaan awal, aroma itu berasal dari bangkai binatang. Namun semakin lama, bau terasa semakin menyengat.
Dikutip dari Halokaltim, Warga yang penasaran lalu menelusuri sumber bau, hingga mengarah ke antara semak-semak tak jauh dari jalan, warga menemukan sebuah tas belanja minimarket yang mencurigakan. Kantong plastik putih membungkus erat isinya. Ketika dibuka, apa yang terlihat membuat tubuh mereka lemas seketika.
“Langsung lemas kami. Bayinya masih ada ari-arinya. Kami kira itu bangkai kucing atau tikus,” ujar Dedi Indrawandi (47), warga yang menjadi saksi pertama penemuan bayi tersebut.
Bayi itu laki-laki. Masih merah. Ari-arinya belum dipotong. Tak ada suara tangisan. Hanya keheningan dan bau kematian.
Saking paniknya, menurut kesaksian warga, bungkusan sempat dibuang ke lubang oleh mereka yang menemukan. Mungkin karena syok, mungkin karena tidak tahu harus berbuat apa. Tapi setelah sadar bahwa mereka menemukan jasad manusia, Dedi segera meminta rekannya, Budi, untuk menghubungi Ketua RT. Laporan kemudian diteruskan ke kepolisian.
Tak lama kemudian, lokasi telah dipasangi garis polisi. Personel Polres Kutai Timur mengamankan tempat kejadian dan mengumpulkan bukti, termasuk tas plastik dan lapisan pembungkus.
Foto-foto dari lokasi kejadian mulai tersebar di media sosial beberapa jam setelah penemuan. Warganet membanjiri komentar dengan ungkapan duka dan amarah. Banyak yang mengecam tindakan tak manusiawi pelaku, yang tega membuang bayi dalam kondisi baru dilahirkan.
“Ya Allah, tega banget. Bayinya nggak salah apa-apa,” tulis seorang pengguna media sosial dalam unggahan yang dibagikan ulang ratusan kali.
Kematian tragis ini bukan hanya tentang satu bayi tak bernama. Ia membuka kembali luka lama masyarakat: lemahnya pendidikan seksual, tekanan sosial terhadap kehamilan di luar nikah, dan minimnya akses terhadap fasilitas perlindungan perempuan.
Kasus pembuangan bayi bukan yang pertama di Kutim. Namun tiap kali terjadi, warga hanya bisa bergumam, “kenapa ini masih terus terulang?”
Pihak kepolisian langsung bertindak. Proses autopsi dijadwalkan, dan penyelidikan dilanjutkan dengan pelacakan siapa yang terakhir terlihat di sekitar lokasi dan kemungkinan rekaman CCTV dari toko-toko terdekat.
“Kami akan melakukan penyidikan dan juga otopsi,” ujar Kasat Reskrim Polres Kutim, AKP Ardian.
Belum lama ini kasus penemuan bayi juga menggegerkan Sangatta. Kala itu warga menemukan jasad bayi di dalam sebuah di aliran Kanal Dua, Jalan Pendidikan. (*)
