BONTANG – Pemkot Bontang menganggarkan Rp 2 miliar untuk perluasan badan saluran drainase di Kelurahan Bontang Baru di APBD-Perubahan 2025 ini.
Proyek ini sebagai alternatif untuk mengurai debit air saat meningkat. Upaya ini harus dilakukan sebab, saluran drainase hilir sudah menyempit.
Rencananya proyek ini akan dikerjakan sepanjang 500 meter dengan lebar ditambah 1 meter. Karena saat ini lebar di jalan tersebut hanya berkisar diangka 80 centimeter.
Kepala Bidang Sanitasi, Air Minum, dan Sumber Daya Air Dinas PUPRK Bontang Edi Suprapto mengatakan penyebab banjir saat air hujan karena adanya penyempitan jalur parit.
“Tahun ini tunggu pengesahan APBD Perubahan 2025. Memang di situ harus dilebarkan karena parintnya sudah kecil,” ucap Edi Suprapto kepada Klik Kaltim.
Tumpukkan air akibat hujan deras dan mengecilnya saluran parit menjadi penyebab utama banjir yang terjadi pada Kamis (14/8/2025) kemarin.
Ditambah lagi sedimentasi yang terjadi di depan Kantor Pengadilan Negeri menjadi lambannya air untuk pergi ke dekat Apotik Sambera.
“Ini yang coba kami urai pemecahan airnya. Jadi tidak terpumluk semua di parit Jalan Awang Long,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Hujan lebat mengguyur Kota Bontang pada Kamis (14/8/2025) sore. Akibatnya sejumlah ruas jalan tergenang banjir.
Dari pantauan Kli kaltim, salah satu titik banjir berada di Jalan Awang Long, atau tepat di depan Kantor Kecamatan Bontang Utara kawasan itu berderet dengan rumah pejabat baik Ketua DPRD, Wakil Wali Kota, dan Wali Kota.
Walhasil air yang tumpah pun meluber hingga ke jalan raya. Aktivitas warga pun terhambat. Terutama bagi pengendara motor.
Beberapa waktu lalu Wakil Wali Kota Bontang Agus Haris sempat meminta tim untuk mengeruk sedimentasi. Rupanya pasca dikeruk dampak banjir juga tak hilang.
Banjir juga merendam Kawasan permukiman di Jalan Mulawarman, Bontang Baru, tepatnya di area belakang Masjid Namira Salebba. Di sana air dari hujan meluap akibat drainase tak mampu menampung debit air. (*)